Dinas Kebudayaan Bantul Gelar Workshop Karawitan
.jpeg)
Bantul, Dalam menghadapi persiapan festival karawitan anak antar kapanewon yang rencananya akan digelar pada bulan juli mendatang, Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul menggelar acara workshop karawitan untuk menyamakan presepsi dan spirit mengenai aturan, gaya, penilaian, dan angleh tabuhan pada peserta yang masih anak-anak atau usia sekitar 10 sampai 15 tahun.
Pada acara workshop yang diadakan pada Senin 19 Mei 2025 di Hotel Ros-in Bantul ini, Dinas Kebudayaan Bantul mengundang seluruh Ketua KKB Kapanewon, Jawatan Sosial Kapanewon, dan pelatih karawitan anak yang ditunjuk tiap-tiap kapanewon yang akan membawa anak didiknya untuk maju di festival tersebut untuk mewakili kapanewon.
Narasumber mandatangkan dari para calon dewan juri yang ditunjuk dalam festival mendatang, salah satunya Dr. Raharja., M.Sn. Ia menyampaikan pentingnya menanamkan spirit gaya dan gagrak dalam karawitan untuk bisa memebedakan gaya dan gagrak jogja dan sala.
"Karena nantinya kami dewan juri akan menilai gagrak jogja atau yojan dalam festival ini, sehingga dimohon untuk para ketua atau pengurus KKB di Kapanewon dan pelatihnya untuk menanamkan spirit gaya dan gagrak jogja, baik dari angleh tabuhan maupun busana yang dikenakan." Ungkap Dr. Raharja.
Selain itu, Ketua KKB Pandak, Gilang Priyambodo menyampaikan, gagrak dan gaya tabuhan memang sangat penting untuk dikaji dan disepakati bersama, terutama untuk yang tidak terlihat dan tidak tertulis.
"kadang yang sulit dimengerti tentang gagrak dan gaya adalah embat suara gamelan, atau ciri khas gamelan, tapi itu tidak diperuntukkan untuk festival ini, hanya perlu sebagai pengetahuan, kalau yang lain seperti model rancak, gayor, dan ricikan gamelan, busana, mudah dibedakan secara kasat mata, ricikan tabuhan pun ada perbedaan yang mendasar antara jogja dan sala, jadi mungkin yang perlu digaris bawahi untuk keperulan festival adalah busana dan ricikan tabuhannya saja."


